Kamis, 03 Juli 2014

Baktiku untuk Tuhan, Bangsa dan Almamater


Pagi ini aku bangun
Dengan malasnya beranjak dari tempat tidurku menuju galon air minum
kucuran air mengalir dengan derasnya seolah menyambut pagiku yang indah

Haha, aku baru bangun pukul 6 pagi, kemarin begadang sampe jam 1 dengan harapan ada pertandingan sepak bola world cup 2014, tapi ternyata aku salah jadwal
Ku cek Handphoneku, tidak ada tanda-tanda orang yang ngajak jalan-jalan. Hanya message LINE dari teman sunda baru yang menghiasi layar handphoneku. Semalam aku chit chat dengannya perihal putus dengan mantanku minggu lalu. Kayaknya dia menertawankanku. Ya sudahlah emang wajar ditertawakan ('lah jadi curhat ?' , suka-suka gw dong :p)
Well hari ini aku berniat pergi dengan seorang kawan lama dengan mobil kesayangan (mobil ibu sih -_-) Tapi ternyata si bro nggak bisa karena kayaknya masih molor.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi sendirian ke Pantai Pandawa dengan motor (kunci mobilnya entah dimana nggak ketemu). Pantai Pandawa adalah pantai yang indah, dikelilingi oleh bukit terjal yang begitu megah dan menawan, dilengkapi dengan patung Panca Pandawa yang meliputi Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sahadewa yang mana patungnya semua sama cuma namanya dibawahnya doang yang beda -_-. Really magnificent hills.
Tidak ada seseuatu hal yang lebih indah ketimbang negeri sendiri. Aku menyukai tempat ini, dulu ini adalah daerah ini adalah tempat favoritku untuk mengeksplor kemampuan bertualangku. Tapi sekarang udah males coy, udah ada jalan gede pula. Memang indah, tapi entah kenapa orang-orang disini menyukai kehidupan Bule asing yang nggak jelas asal-usulnya. Bukannya kebanyakan tapi entah kenapa  orang-orang pantai disini sudah kehilangan nasionalismenya. Mereka bicara aneh2 tentang Indonesia kepada bule-bule itu. Walaupun aku ada disampingnya mereka tetap bicara seperti itu. Hey Bung ! aku juga menguasai bahasa inggris.


Nasionalisme memang sekarang memang sudah menjadi sesuatu yang langka ditemukan, hanya beberapa yang sadar akan hakikat mereka lahir di negara mereka sendiri. Sungguh ku sesalkan banyak yang meninggalkan Indonesia hanya untuk bersenang-senang di negara lain. Pernah aku mewawancarai seseorang, "kenapa tidak menyukai Indonesia ?" dia bilang "Indonesia negara yang payah, korupsi dimana-mana, nggak ada yang mensejahterakan rakyat, nepotisme dimana-mana, UMR kecil" Well itu semua benar tapi aku tidak mau menyalahkan negaraku untuk hal-hal seperti itu. Sudah tahu masalahnya tapi  diam dan meracau tanpa melakukan apapun, selayaknya kodok dalam wajan berisi air yang nggak suka diem didalamnya tapi nggak melakukan apa2.


Terkadang aku tidak suka kata orang yang bilang bahwa "aku hidup jaman dimana orang hanya protes tanpa bisa melakukan apapun" . Dipikir-pikir itu benar juga. Nggak akan ada perubahan kalau kita diam saja tanpa melakukan apapun. UMR buruh kecil dan meminta dinaikan sebesar 3,7 juta, coy sadar dong anak ITB yang fresh graduate aja upah minimalnya segitu apa nggak timpang ?
Beras lokal semakin tenggelam dipasaran karena kualitas yang buruk, it's definitely bullshit guys ! Beras Indonesia adalah beras murni hasil panen petani Indonesia diolah secara tradisional tanpa bahan pengawet. Masyarakat Indonesia terlalu boros dan cenderung kurang cerdas dengan membeli beras impor diswalayan  yang tidak terjamin bebas dari pestisida atau murni beras hasil panen bukan beras sisa. Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa banyaknya dari sabang sampai merauke disetiap pulau yang jumlahnya 13.466 pulau dan memiliki potensi alam yang berbeda-beda seharusnya Indonesia tidak pantas dihina oleh masyarakatnya sendiri seperti itu.


"Kuserahkan jiwa dan ragaku
Untuk keutuhan NKRI
Kuserahkan Baktiku untuk Tuhan, Bangsa dan Almammater"


Bukan pemerintah yang harus berubah, tapi kita sebagai masyarakat yang harusnya berubah. Berhenti gunakan produk impor, berhenti gunakan engineer asal luar negeri, dan berhenti untuk menjelek-jelekan Indonesia. Sekarang saya tanya apa kelebihan produk impor dibanding produk Indonesia ? Lebih berkualitas ? are you kidding me ? Indonesia adalah negara pencipta bahan pokok terbaik di dunia. Produk Indonesia sudah terkenal di Jepang (jaket kulit Indonesia adalah yang terbaik disana) , di Amerika, Physics Engineer asal Indonesia lebih dihargai ketimbang engineer lokal. di Malaysia banyak dosen Indonesia yang diminta bekerja disana. Itu bukti bahwa Indonesia adalah negara yang berkualitas. Hanya saja sinergi antara masyarakat dengan pemerintahan masih lemah.

Kita sebagai generasi muda harus memikirkan strategi yang tepat guna untuk mengembalikan pamor Indonesia di mata dunia dan di mata masyarakatnya sendiri. Mulailah belajar untuk berpikir jangan hanya mampu untuk berbicara. Pikiran adalah aspek yang terpenting dari segala macam penyelesaian masalah. Jangan memikirkan apa yang bisa negara perbuat untukmu tapi pikirkanlah apa yang bisa kau perbuat untuk negaramu wahai generasi muda Indonesia ! Kalian lahir di Indonesia bukan hanya untuk numpang tinggal dan bayar pajak, bukan untuk duduk diam menonton debat di televisi, bukan untuk MENGHINA tanah airmu sendiri. Kalian lahir disini di Indonesia adalah sebagai ujung tombak dari lahirnya reformasi Indonesia. Kunci keberhasilan sebuah negara adalah generasi muda yang dilahirkan, ralat maksudku DICIPTAKAN. Ketika negara kita anggap tidak bisa mendidik dengan baik, maka belajar dari diri sendiri, belajarlah dari negara lain dan kemudian pulanglah dengan membawa ilmu untuk pembangunan Indonesia, untuk kebangkitan Indonesia, untuk reformasi Indonesia, untuk Indonesia.Kita sebagai pelajar disini bukanlah penonton, bukanlah penggosip, bukanlah perusak stabilitas Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bukanlah boneka negara lain. Tapi kita disini sebagai pencipta, sebagai akademisi yang terpelejar, sebagai pembangun masa depan negara. Bangkitlah wahai generasi muda ! Ada banyak hal menunggumu di depan. Berbaktilah kepada Tuhan dan negaramu karena untuk itulah kau dilahirkan. Jangan lupa dengan almamamtermu juga.  Buatlah Indonesia menjadi negara yang berdiri diatas kaki sendiri !




"Sumbangsihku tak berharga, namun Keikhlasanku nyata"

Tidak ada komentar:

Music