Senin, 03 Februari 2014

Sea wave power plant: Alternatif Terbaik Hadapi Krisis Listrik





sumber : listrikindonesia.com
 

Ini negeri aneh. Indonesia dulunya adalah negara maritim. Tapi sekarang kita sudah tidak berjaya lagi sebagai negara maritim.Maritim kita tidak maju karena tidak punya kemandirian untuk berinovasi
Itulah  beberapa kata yang dikutip dari pidato seorang Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Pernyataan itu sangat cocok untuk menggambarkan kondisi Indonesia saat ini. Negara yang memiliki beribu-ribu pulau dan lautan yang sangat luas dengan kekayaan alam yang melimpah ini, seharusnya sekarang sudah menjadi negara maju yang mampu menghidupi dan mensejahterakan sekitar 250 juta jiwa warga negaranya. Indonesia jika dilihat di peta, memiliki luas lautan yang bahkan jauh lebih luas daripada daratannya. Dikutip dari Buku Geografi karya P.Ginting hal.17, Indonesia adalah negara yang memiliki luas daratan seluas 1.922.570 km2 yang menunjang sebanyak 13.667 pulau dengan luas perairan lautnya mencapai 3.257.483 km2 (belum termasuk perairan ZEE). Panjang garis pantainya mencapai 81.497 km2.
 Ini merupakan garis pantai terpanjang di dunia. Jika ditambah dengan ZEE, maka luas perairan Indonesia sekitar 7,9 juta km2 atau 81% dari luas keseluruhan. Dengan letak geografis Indonesia yang sangat strategis ini seharusnya Indonesia mampu menjadi negara maritime dengan pengelolaan lautan yang baik, mampu menjadi negara yang memanfaatkan energi lautan dan menciptakan inovasi baru dalam hal pengelolaan lautan atau bahkan bisa menjadi pioneer bangkitnya negara-negara maritime lainnya, menjadi penguasa Samudera Hindia atau bahkan bisa kembali menjadi Macan Asia. Banyak hal yang bisa dimanfaatkan Indonesia dengan luas lautan yang mencapai 3 kali lipat luas daratannya itu.
Akan tetapi, Indonesia sekarang sedang menghadapi sebuah masalah yang menjadi batu besar penghalang jalan untuk terwujudnya mimpi itu (rêver retardé). Krisis energi dan listrik, krisis itulah yang sekarang sedang membuat Presiden Indonesia saat ini pusing tujuh keliling memikirkan bagaimana cara mengatasinya, saking pusingnya sampai-sampai beliau tidak sempat lagi membalas  tweet-tweet dari fansnya di sosial media. Indonesia memiliki banyak sekali penduduk sehingga wilayahnya habis akan ‘pondok indah’ penduduknya. Karena banyaknya pemukiman, maka konsumsi listrik akan semakin besar seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya terjadi urbanisasi.
Indonesia belakangan diketahui banyak mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Air untuk menciptakan energi listrik dengan skala besar untuk memenuhi kebutuhan penduduknya,  tapi melihat kondisi Indonesia sekarang ini, yang sedang juga mengalami krisis air bersih dan kesulitan mendapat air tanah, sepertinya PLTA tidak bisa sepenuhnya menjadi harapan. Selain PLTA, Indonesia juga sekarang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan yang paling terbaru dan masih menjadi wacana pemerintah Indonesia adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut yang disingkat PLTGL ini adalah sebuah alat yang diciptakan oleh ocean engineer dunia yang mana digunakan untuk menghasilkan energi listrik dalam skala yang besar dengan hanya mengandalkan gelombang laut.Sekarang Indonesia sedang mengembangkan PLTGL di Pantai Selatan Yogyakarta tapi masih dalam skala yang kecil.
PLTGL ini adalah sebuah pembangkit energi alternatif  yang akan diaplikasikan oleh para ocean engineer  untuk mengatasi krisis yang sekarang sedang melanda negeri tercinta ini, entah kapan akan terealisasi dalam skala besar.PLTGL menjadi solusi yang tepat mengingat Indonesia memiliki lautan yang sangat luas dan Samudera Hindia yang terkenal memiliki ombak yang sangat ganas sehingga energi yang dihasilkan oleh ombak tersebut diprediksikan akan mampu menghasilkan lebih banyak listrik ketimbang PLTGL yang sekarang diterapkan oleh negara-negara Eropa dan Jepang. 

                                           Sumber : klippingpengetahuan.blogspot.com
 
Ini merupakan sebuah inovasi yang sangat bagus hasil pemikiran cerdas para insinyur kelautan karena PLTGL ini tidak hanya mampu menghasilkan listrik dalam skala besar, tetapi juga menjadi alat yang ramah lingkungan karena menggunakan parameter ombak yang pasti tersedia di Indonesia. Selain itu ombak juga melepaskan energi yang tidak mengenal siang dan malam tanpa memerlukan bantuan bahan bakar fosil yang sekarang sudah semakin ketersediaannya sudah semakin menipis. Sebenarnya inovasi ini sudah banyak diterapkan oleh negara-negara maju di dunia, tapi entah kenapa Indonesia yang jelas-jelas memiliki lautan yang lebih luas dan bahkan paling luas di dunia sampai saat ini masih belum menerapkan sistem ini.
Pembangkit listrik tenaga gelombang ini sebelumnya telah dikembangkan di Jerman. Per­usaha­an Energie Baden-Wuttemberg Ag (EnBW) bekerja sama dengan Vorth Siemen Hydro Power Generation GmbH & Co. Bermula dari EnBW melihat potensi untuk pembangkit gelombang di pantai Laut Utara. Akhirnya pemerintah Jerman merancang pilot project pembangkit listrik tenaga gelombang. Perusahaan lain yang sekarang ini ikut mengelola PLTGL, Energetech mengaku pembangkit yang masih jarang dikembangkan memiliki banyak keuntungan.Menurut John Bell, Direktur Keuangan Energetech mengatakan energi gelombang laut merupakan energi yang tidak pernah habis jika dibandingkan sumber energi lainnya. Hanya saja listrik yang dihasilkan PLTGL ini masih kurang besar, karena tempat penelitiannya memiliki kualitas gelombang yang rendah, tidak seperti di Indonesia.
Dikutip dari listrikindonesia.com, pada dasarnya prinsip kerja teknologi yang mengkonversi energi gelombang laut menjadi energi listrik adalah mengakumulasi energi gelombang laut untuk memutar turbin dari generator gelombang yang dipasang di sadar laut. Karena itu, sangat penting memilih lokasi yang secara topografi memungkinkan akumulasi energi. Walaupun penelitian untuk mendapatkan teknologi yang optimal dan efisien dalam mengonversi energi gelombang laut sampai saat ini masih terus dilakukan. Kemudian, Air laut yang berada dalam bak penam­pung dikembalikan ke laut melalui saluran yang terhubung dengan turbin generator penghasil energi listrik. Adanya bak penampung memungkinkan aliran air penggerak turbin dapat beroperasi terus menerus dengan kondisi gelombang laut yang berubah-ubah. Teknologi ini tetap memerlukan bantuan mekanisme pasang surut dan pilihan topografi garis pantai yang tepat.
Nah, sesuai dengan penelitian tersebut, dapat ditarik benang merahnya bahwa PLTGL sesungguhnya adalah alat atau sistem pembangkit listrik yang mampu menciptakan energi dalam skala besar jika diimbangi dengan energi ombak yang besar pula. Energi yang diciptakan berbanding lurus dengan energi yang dibutuhkan. Memang, penelitian dari researcher luar negeri tentang PLTGL mengatakan bahwa energi listrik yang dihasilkan masih sedikit, kenapa ? itu karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh ombak itu sendiri. Negara-negara Eropa bukanlah Indonesia, negara-negara Eropa tidak memiliki ombak sedahsyat ombak Samudera Hindia. Seharusnya sekarang ini sistem pembangkit listrik tenaga gelombang laut sudah diterapkan dalam skala besar di Indonesia, karena sangat sesuai dengan letak geografis Indonesia yang dikelilingi lautan.
Di luar negeri pembangkit listrik ini bisa menghasilkan listrik sebesar 40 Mwh. Bayangkan jika Indonesia menerapkan sistem ini, berapa Mw yang dihasilkan oleh gelombang laut yang ganas, berapa banyak kota yang terbantu oleh pembangkit listrik ini, berapa persen kemungkinan krisis energi dan listrik teratasi, dan berapa persen pula kemungkinan tidak terjadinya pemadaman listrik oleh PLN yang jelas-jelas sangat mengganggu aktivitas penduduknya.Oleh karena itu, Indonesia akan menjadi lebih baik dengan PLTGL ini. Krisis listrik akan tertangani, segala pekerjaan infrastruktur akan selesai tepat waktu tanpa khawatir listrik padam, dan produktivitas penduduk menjadi semakin meningkat.Walaupun Indonesia memiliki jumlah ocearn engineer yang terbatas, tetapi tidak menutup kemungkinan Indonesia mampu menerapkan sistem ini dan kembali menjadi ‘raja lautan’ Asia Tenggara.
Mau tahu alasannya ? Insinyur kelautan Indonesia memiliki skill yang pantas diacungi jempol. Dunia pun sudah mengakui kehebatan insinyur kelautan Indonesia dalam menangani semua masalah yang berhubungan dengan laut, bahkan bisa dibilang insinyur kelautan Indonesia memiliki kemampuan ilmu kelas dunia. Terbukti dengan salah satu Institut Teknologi di Indonesia yang mana jurusan teknik kelautannya telah mendapat sertifikasi dari Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET). Itu membuktikan bahwa Indonesia siap untuk kembali menjadi negara maritim, Indonesia siap untuk menjadi penguasa Samudera Hindia, Indonesia siap untuk menjadi pioneer Asia Tenggara dalam menerapkan sistem pembangkit listrik tenaga gelombang, dan Indonesia siap untuk kembali menjadi macan Asia. Tidak ada yang perlu diragukan lagi untuk melangkah maju, jika ada keraguan jadilah orang pertama yang menepis keraguan tersebut.
Coming together is a beginning; keeping together is progress; working together is success
-Henry Ford
Viva Océano Ingeniero de Indonesia !

Author :  - Gede Adi Wiguna Sudiartha (16613100)
Blogging Competition Frontier 2014
#KMKL #Frontier2014 #BloggingCompetitionFrontier2014

               
»»  READMORE...

Music